BUKTI KEBENARAN AL-QUR’AN DALAM SAINS

Senin, 28 September 2009

Al-Qur’an merupakan wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir Nabi Muhammad saw. Setiap kitab yang mengklaim dirinya sebagai wahyu Allah harus lulus dalam ujian perkembangan zaman. Zaman Nabi adalah zaman yang penuh dengan mukjizat dan Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar. Pada zaman perkembangan berikutnya, muslim ataupun non muslim menganggap bahwa Al-Qur’an merupakan literatur bahasa Arab terbaik yang diturunkan diatas permukaan bumi. Akan tetapi sekarang ini adalah zamannya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mari kita teliti lebih jauh apakah benar Al-Qur’an itu sejalan dengan ilmu pengetahuan modern ?

Albert Einsten berkata “ilmu pengetahuan tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buta”. Berikut kami paparkan beberapa bukti kecil dari kebenaran Al-Qur’an dalam bidang-bidang ilmu sains.

1. Astronomi

Dalam bidang ilmu astronomi, para ahli menerangkan pada beberapa puluh tahun yang lalu tentang bagaimana alam semesta ini terbentuk. Alam semesta pada awalnya adalah satu dan kemudian terjadilah sebuah ledakan yang maha dahsyat sehingga terbentuklah bintang, matahari, bumi, dan lain-lain. Pandangan ilmuwan yang demikian dikenal dengan nama “teori big bang”. Informasi ini telah disampaikan dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 30 :

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka juga tak beriman ?

Bayangkan informasi ini yang baru-baru kita ketahui ternyata sudah terdapat di dalam Al-Qur’an beberapa abad yang lalu. Selain itu menurut para ahli bahwa bumi dan matahari berjalan dalam porosnya. Hal ini telah di sampaikan Al-Qur’an dalam surah Al-Anbiya ayat 33 :

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar didalam garis edarnya”.

Bahkan Edward Harbord yang menemukan teori tentang alam semesta menyatakan bahwa alam semesta sangat luas. Hal ini pun telah terkandung dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 47 :

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya”.

Ayat-ayat tersebut diatas telah menjelaskan lebih dahulu mengenai ilmu astronomi sebelum ilmu ini ditemukan dan tentunya telah dibuktikan kebenarannya oleh para ahli sains.

2. Hidrologi

Dr. William Champbell yang telah banyak mengungkapkan kesalahan ilmiah Al-Qur’an dalam sains mengatakan bahwa tidak ada sepotong ayat Al-Qur’an pun yang menyebutkan tentang penguapan dalam siklus air. Al-Qur’an menjelaskan hal tersebut dalam surah At-Tariq ayat 11 :

Demi langit yang mengembalikan”.

Ayat tersebut merujuk kepada kemampuan langit untuk menurunkan kembali air (hujan) yang sebelumnya menguap ke atas (proses penguapan). Dr. William Champbell bertanya kenapa Allah tidak menyebutnya secara khusus tentang kemampuan langit untuk menurunkan kembali air (hujan) yang sebelumnya menguap ?. Sekarang kita mengetahui mengapa Allah tidak menyebutkan secara khusus. Hal itu dikarenakan lapisan ozonosphere yang ada diatas permukaan bumi memiliki kemampuan untuk mengembalikan gelombang-gelombang telekomunikasi sehingga kita bisa menonton televisi, mendengarkan radio, menelpon, dan sebagainya.

Selain itu langit juga bisa mengembalikan sinar-sinar yang berbahaya yang datang dari luar angkasa seperti sinar matahari yang diserap oleh lapisan ionosphere. Maha benar Allah yang sangat akurat dalam berfirman.

Al-Qur’an menggambarkan siklus air sangat rinci di dalam beberapa ayat seperti surah An-Nur ayat 43, surah Al-Rum ayat 24 dan 47, surah Al-Zumar ayat 21, surah Al-Mukminun ayat 18, surah Al-Hijr ayat 22, surah Al-Fatir ayat 9, surah Yaasin ayat 34, surah Al-Jatsiya ayat 5, surah Qaf ayat 9, surah Al-waqiah ayat 68-70, dan surah Al-Mulk ayat 30.

3. Ilmu kelautan

Dalam ilmu kelautan dijelaskan bahwa ketika suatu jenis air becampur ke dalam jenis air yang lain, maka jenis air tersebut akan kehilangan unsur-unsur pokoknya, dan bercampur dengan jenis air yang dituju. Terdapat ruang pertemuan antara kedua jenis air tersebut yang berbentuk garis miring. Hal ini telah diakui oleh para ahli ilmu kelautan dan diantaranya adalah Dr. Hay yang berasal dari Amerika Serikat.

Al-Qur’an menjelaskan fenomena ini dalam surah Al-Furqaan ayat 53 :

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia juga jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”.

4. Embriologi

Dulu ada sekelompok orang Arab yang mengumpulkan bukti-bukti data yang berkaitan dengan persoalan embriologi di dalam Al-Qur’an dan hadits. Mereka membawa semua data tersebut kepada Prof. Keith Moore. Beliau adalah seorang ilmuwan terkemuka dalam bidang ilmu embriologi. Setelah membaca berbagai versi Al-Qur’an, beliau menjawab “sebagian besar ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits sangat selaras dengan kebenaran-kebenaran ilmiah ilmu pengetahuan embriologi modern. Namun ada beberapa ayat Al-Qur’an yang saya sendiri tidak bisa mengatakan apakah ayat-ayat itu benar atau salah karena saya tidak memiliki pengetahuan tentang itu. Ayat yang dimaksud terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Alaq ayat 1-2 :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari sesuatu yang menempel”, (yang tampak seperti seekor lintah).

Selanjutnya Prof. Keith Moore ke laboratorium untuk mengungkapkan kebenaran ayat ini dengan menggunakan mikroskop. Dia sangat terkejut ketika menyaksikan kemiripan antara embrio manusia dengan lintah. Akibat peristiwa tersebut Prof. Keith Moore akhirnya masuk Islam.