YESUS MENGGENAPI HUKUM TAURAT

Sabtu, 13 Maret 2010
Oleh Archa

5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Pernyataan Yesus Kristus diatas sangat terkenal karena sering dikutip oleh umat Kristen bertujuan mengkaitkan ajaran Yesus dengan ajaran nabi-nabi sebelumnya. Dalam rangkaian kalimat tersebut Yesus menyampaikan pernyataan yang jelas bahwa : (1) Ajaran yang beliau sampaikan adalah sama dengan ajaran Taurat, (2) Hukum Taurat yang sudah ada dan dipakai dalam masyarakat Yahudi waktu itu adalah hukum Taurat yang dfisampaikan oleh nabi Musa dan tidak ada perubahan sedikitpun (3) Adanya peringatan bagi orang yang mengabaikan hukum Taurat sekecil apapun (4) Sebagai pembanding, Yesus menyatakan agar pengikutnya melaksanakan hukum Taurat ‘lebih benar’ dibandingkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi pada waktu itu..

Muncul petanyaan mendasar dari rangkaian kalimat tersebut : Apa yang dimaksud dengan kata ‘menggenapi’..??, yang pasti apapun arti kata menggenapi itu haruslah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan Yesus dalam ayat tersebut, yaitu : “Tidak ada satu iotapun yang hilang dan semua hukum Taurat yang ada harus dipatuhi dan dilaksanakan agar hidup keagamaan pengikutnya lebih benar dibandingkan ahli Taurat dan kaum Farisi yang ada pada waktu itu”. Sebelum kita mencoba menafsirkan kata ‘menggenapi’ tersebut, ada baiknya kita terlebih dahulu melihat apa pandangan Yesus terhadap tindakan dan praktek keagamaan para ahli Taurat dan kaum Farisi yang ada pada waktu itu.

Pandangan beliau ini adalah pada ayat berikut :

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
23:13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
23:14 [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]
23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
23:17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
23:18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
23:19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
23:20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
23:21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
23:22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.
23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
23:32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
23:33 Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
23:34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,
23:35 supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.
23:36 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!"
23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
23:38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.
23:39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Seluruh pendapat Yesus yang ada dalam Matius 23 tersebut bisa kita ringkas, bahwa para ahli Taurat dan kaum Farisi adalah orang yang menjalankan hukum Taurat bukan demi keimanan, bukan dengan hati yang benar-benar tunduk kepada Tuhan melainkan untuk kepentingan keuntungan pribadi, banyak kalimat perumpamaan Yesus yang menggambarkan hal ini ‘Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya’, ‘Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang’, ’mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi’. Semua pernyatan Yesus tersebut menggambarkan sekalipun ritual peribadatan dan aturan hukum Taurat dilaksanakan, tapi ajaran tersebut telah ‘diperalat’ untuk kepentingan, terutama bagi pemuka-pemuka agama Yahudi.

Berdasarkan gambaran tentang para ahli Taurat dan kaum Farisi tersebut, Yesus mengajarkan kepada para pengikutnya AGAR HIDUP KEAGAMAANYA LEBIH BENAR, artinya : TETAP MENJALANKAN HUKUM TAURAT NAMUN DENGAN DASAR KEIMANAN DAN KEPATUHAN KEPADA TUHAN, bukan demi mendapat penghormatan dari orang lain, demi keuntungan pribadi atau karena kemunafikan. Maka setelah Yesus menyatakan bahwa beliau bukanlah mau meniadakan hukum Taurat, lalu disampaikan :

5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
5:38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
5:40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
5:41 Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
5:42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Semua ajaran tersebut punya pola penyampaian yang sama, yaitu pertama disebutkan apa bunyi hukum Tauratnya, lalu Yesus menyampaikan ajarannya yang menyentuh aspek rohani. Ketika Yesus menyebut aturan membunuh, beliau melanjutkannya dengan kata ‘marah’, ketika Yesus menyampaikan hukum berzina, dilanjutkan dengan ajaran nafsu yang bersemayam dalam hati, ketika beliau menyatakan hukum qishash – mata ganti mata – dilanjutkan dengan ajaran tentang kasih, juga suatu yang terkait erat dengan rohani. ITULAH YANG DIMAKSUD YESUS KRISTUS DENGAN KATA ‘MENGGENAPI’ HUKUM TAURAT. Secara awam , kita bisa menjelaskan kata ‘menggenapi ‘ dengan keterangan berikut : apabila kita ingin menggenapi angka sembilan menjadi sepuluh, maka dalam angka sembilan tersebut DITAMBAHKAN satu angka, sehingga genap menjadi sepuluh, dimana dalam angka sepuluh tersebut TERDAPAT UNSUR ANGKA SEMBILAN. Maka apabila Yesus menyatakan ‘menggenapi’ hukum Taurat, artinya SEMUA ATURAN HUKUM TAURAT TETAP DIJALANKAN DAN DITAMBAH DENGAN UNSUR KEIMANAN BAHWA PELAKSANAAN HUKUM TERSEBUT SEMATA-MATA ATAS DASAR KEPATUHAN KEPADA TUHAN, sesuatu yang tidak dilakukan oleh Yahudi dan kaum Farisi.

Namun beberapa tahun kemudian setelah Yesus Kristus tidak ada lagi (Kristen menyatakan Yesus telah mati disalib), muncullah seorang Rasul bernama Paulus yang menyampaikan ajarannya tentang apa arti kata ‘menggenapi’ tersebut. Inilah ajarannya :

3:19 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
3:29 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!
3:30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
3:31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. (Roma)

4:13 Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
4:14 Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
4:15 Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
4:16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, (Roma)

6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
6:14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
6:15 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! (Roma)

10:4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
10:5 Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."
10:6 Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
10:7 atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.
10:8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
10:12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (Roma)

Dengan bahasa yang agak berbelit-belit, dan tidak terang-terangan menyatakan bahwa aturan Hukum Taurat sudah tidak perlu lagi dijalankan, seperti apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus, sang Rasul berusaha membelokkan ajaran Yesus yang semula MENGGENAPI PELAKSANAAN ATURAN HUKUM TAURAT DENGAN DASAR KEIMANAN KEPADA TUHAN menjadi KEIMANAN KEPADA YESUS SEBAGAI TUHAN DAN TIDAK PERLU LAGI MELAKSANAKAN HUKUM TAURAT, itulah yang dimaksud ‘sang Rasul’ dengan kata ‘menggenapi’, itu pula yang dipakai umat Kristen sekarang..

SOME QUESTION FOR THE BIBLE

Oleh Armansyah

Melihat gejala Kristenisasi yang terus mencuat ketengah umat Islam melalui berbagai cara, termasuk dengan melakukan dialog di Internet, maka dalam kerangka membangun kekritisan berpikir dan memperkuat akidah umat Islam, InsyaAllah kedepan saya akan memposting ulang beberapa diskusi lintas agama yang pernah saya lakukan dengan beberapa sahabat Kristiani dari milis Isnet beberapa tahun yang lalu.

Dibawah ini saya re-posting kembali artikel Kristologi saya dimilis is-lam@isnet.org dan hikmah@isnet.org beberapa tahun yang lalu ....

Semoga bermanfaat ... dan O.ya, maaf, tulisan ini belum sempat saya edit ulang karena keterbatasan waktu ... jadi bila ada diantara para sahabat yang bermaksud untuk menjadikannya dokumentasi dengan memprintnya maka silahkan melakukan editing seperlunya.

1. Kelahiran Yesus, mana yang benar

A. Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem ditanah Yudea pada jaman Herodes, datanglah orang-orang Majus dari
Timur ke Yerusalem (Matius 2:1)

B. Menurut Injil Lukas 2:1-20 disebutkan bahwa Yesus lahir ketika kaisar Agustus mengadakan sensus penduduk.

Menurut perhitungan sejarah, sensus itu dilaksanakan pada tahun 7 Masehi, berarti Yesus lahir pada tahun itu juga. Tetapi menurut Matius, Yesus lahir dijaman Herodes yang wafat tahun 4 SM. Kemudian diganti anaknya yang bernama Herodes Archelaus yang dipecat oleh pemerintah Romawi tahun 6 Masehi.

Sekarang manakah yang benar, Matius ataukah Lukas, bisa jadi keduanya salah.

Lalu dimana letak kebenaran kisah Roh Kudus membimbing para penulis Alkitab agar tidak salah ?
Ataukah kisah itu hanyalah kebohongan belaka ?

2. Silsilah Yesus dan Yusuf

A. Menurut Injil Lukas 3:23, Yusuf suami Maria adalah anak Eli

B. Menurut Injil Matius 1:16 ia adalah anak Yakub

Dari kalangan Kristen ada yang berpendapat, Eli adalah nama lain dari Yakub.

Tapi sampai sekarang tiada fakta yang membenarkan pendapat ini.

A. Menurut Matius 1:6, Yesus dan Yusuf adalah keturunan Nabi Sulaiman

B. Menurut Lukas 3:31, keduanya adalah keturunan saudara Nabi Sulaiman yg bernama Natan

3. Kapan Yesus mengajar dan membaptis

A. Menurut Matius 4:12-1 dan Markus 1:14 pasal 2, Yesus baru mengajar setelah Yohanes pembaptis ditangkap.

B. Menurut Yahya 3:22-26 dan 4:1-4, menceritakan, sebelum Yohanes ditangkap, Yesus sudah mengajar dan membaptis orang.

4. Yesus penyelamat atau pembuat onar

A. Sebab Allah mengutus anakNya kedunia bukan untuk menghakimi dunia, tetapi untuk menyelamatkannya oleh Dia
(Yahya 3:!7)

B. Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai diatas bumi, Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya.
(Matius 10:34-36)


5. Membawa tongkat atau tidak

A. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. (Matius 10:10)

B. Dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan. (Markus 6:8)

6. Sekarang mari kita lihat dari segi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam Bible, mengingat ada banyak sekali ayat yang membahas mengenai ini, maka saya pilih saja satu diantaranya untuk kita padankan dengan AlQuran dan ilmu pengetahuan modern.

Dalam Yosua 10:12,13 mengatakan bahwa matahari dan bulan itu mengelilingi bumi (geosentris), padahal yang sebenarnya adalah heliosentris (bumilah yang mengelilingi matahari).

Bagaimana mungkin Tuhan bisa salah dalam mewahyukan sesuatu hal yang telah diciptakanNya sendiri ?

7. Berbicara mengenai Tuhan, kita dituntut percaya dengan semua sifat-sifat yang ada pada diri Tuhan itu sendiri.

Nah bagaimana pendapat anda bila Tuhan dapat berlaku lalai dan menyesali tindakanNya sendiri ?

Mari saya tunjukkan ayatnya :

"Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar dibumi dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka MENYESALLAH TUHAN bahwa Ia telah menjadikan manusia dibumi, dan hal itu MEMILUKAN HATINYA." (Kejadian 6:5-6)

Begitu pula dengan I Samuel 15:10-11
"Lalu datanglah firman Tuhan kepada Samuel, demikian : "AKU MENYESAL, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman Ku."

Subhanallah (Maha Suci Allah) dari apa yang mereka tuliskan itu, seandainya Tuhan itu pernah menyesal, berarti Tuhan tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Sekaligus menunjukkan bahwa ilmu Tuhan tidak sempurna.

"Menyesal" adalah sifat yang amat sangat mustahil sekali terdapat pada Allah, dan ini bisa dilihat dari Bible sendiri pada ayat yang lain yang justru menimbulkan konflik dan kontradiksi.

"Lagi Sang Mulia dari Israel TIDAK BERDUSTA dan IA TIDAK TAHU MENYESAL, sebab Ia bukan seperti manusia yang harus menyesal."
(I Samuel 15:29)

Sekarang pilih, mana yang benar antara Kejadian 6:6 dan I Samuel 15:10 dan I Samuel 15:29 ?

8. Apa pula komentar anda jika ada pernyataan bahwa Allah kalah dalam pergumulan dengan manusia ?

Mari kita lihat :

"Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan Engkau menang."
(Kejadian 32:28)

Benarkah hal tersebut ?

Wah, seandainya ini benar bahwa Tuhan bisa dikalahkan oleh manusia, mari kita mengajak manusia mengeroyok dan memaksa Allah, agar Dia mau membasmi kejahatan dibumi ini.

Kita tidak usah membawa senapang otomatis atau peluru kendali, wong Nabi Yakub saja bisa mengalahkan Allah dengan tangan kosong !
Astaghfirullah.... Tuhan macam apa itu bisa dikalahkan !

9. Nah, sekarang mari kita kupas secara baik, apakah memang Bible itu bisa terjaga keasliannya dan benar-benar tidak dicampuri oleh tangan-tangan manusia dan sesuai dengan apa yang diyakini oleh semua umat Kristen itu ?

10. Penambahan atau Pengurangan Kata-kata

Menurut "The Children's Living Bible" pada kitab ulangan 18:18 berbunyi :

"I will raise up from among them a prophet, AN ISRAELI like you. I will tell him what to say, and he shall be my spokesman to the people."

=> Aku akan membangkitkan seorang Nabi antara mereka, seorang Israel seperti kamu. Aku akan memerintahkan kepadanya untuk berbicara, dan ia akan menjadi juru bicaraku kepada manusia.

Sedangkan di The Holy Bible New International Version berbunyi :

"I will raise up for them a prophet you FROM AMONG THEIR BROTHERS; I will put my words in his mouth, and he will tell them everything I command him."

=> Aku akan membangkitkan bagi mereka seorang Nabai seperti kamu dari antara saudara mereka. Aku akan meletakkan firmanKu dimulutnya, dan ia akan menyampaikan kepada mereka segala apa yang aku perintahkan kepadanya.

Silahkan mengkaji dengan seksama, Versi pertama ada kata "an Israeli" (Seorang Israel), sedangkan versi kedua ada kata "Their Brothers" (saudara mereka/saudara Israel).

Coba kita ikuti dengan logika :
1. Daffa X Saudaranya Daffa (Adik atau kakaknya)

=> Disini Saudara Daffa bukanlah Daffa itu sendiri

2. Seorang Israel X Saudaranya Israel
=> Saudaranya Israel adalah bukan Israel, tapi Bani Ismail.

11. Babi ataukah Babi Hutan ?

Rupanya sudah menjadi kebiasaan para penulis Alkitab untuk merubah, menambah atau mengurangi kata-kata ayat-ayat dalam Alkitab. Dan kebiasaan ini juga menjangkiti para penulis Alkitab Indonesia sendiri.

Mari perhatikan :

Dalam Alkitab yang diterbitkan tahun 1968 bunyi kitab Imamat 11:7 sbb:
"Demikian juga Babi, meskipun berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu."

Sedangkan pada Alkitab yang diterbitkan tahun 1979 berbunyi :
"Demikian juga Babi Hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu."

Walaupun menurut orang Kristen, ayat ini sudah dimansukh (dihapus) oleh Perjanjian Baru, tetapi adalah suatu kecurangan apabila ayat tersebut ditambah atau dikurangi.

Manakah yang benar antara babi dan babi hutan ?

Sebab dua kata itu maknanya berbeda, jika hanya kata "Babi" berarti dijaman Musa Babi apa saja hukumnya haram dimakan.

Tetapi apabila yang diharamkan itu hanya "babi hutan", maka babi piaraan tidak haram. Atau mungkin saja nanti bisa diganti dengan kata "Babi Mars", "Babi jupiter", sehingga pengertiannya "Babi yang ada dibumi halal dimakan" dimasa Musa.

12. Perselisihan ayat di Perjanjian Lama
Dari sekian banyaknya perselisihan yang bisa ditemukan dalam Perjanjian Lama, saya akan membatasi hanya pada beberapa saja, silahkan ditanggapi.

12.1. Anak-anak Benyamin

Menurut Kitab Kejadian 46:21 berbunyi :
"Anak-anak Benyamin adalah Bela, Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosy, Mupim, Hupim dan Ared."

Menurut Kitab Bilangan 26:38-39 disebutkan :
"Bani Benyamin menurut kaum mereka ialah : dari Bela kaum orang Bela, dari Asybel kaum orang Asybel, dari Ahiram kaum orang Ahiram, dari Sefufam kaum orang Sefufam, dan Hufam kaum orang Hufam."

Menurut kitab I Tawarikh 7:6 berbunyi :
"Anak-anak Benyamin ialah Bela, Bekher dan Yediel, tiga orang."

Dengan demikian dapat diambil perbandingan dari ketiga ayat ini:

a. Kejadian 46:21
Bela, Bekher, Asybel, Gera, Naaman, Ehi, Rosy, Mupim, Hupim dan Ared.

b. Bilangan 26:38-39
Bela, Asybel, Ahiram, Sefufam dan Hufam

c. I Tawarikh 7:6
Bela, Bekher dan Yediel

Ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa penulis ketiga kitab ini berbeda, dan masing-masing hanya mendengarkan cerita dari mulut kemulut tanpa mengetahui data yang benar dan menimbulkan perselisihan.

Bagaimanakah hal ini dianggap firman Tuhan ?

Tuhan plin-plan ?

12.2. Tuhankah atau Iblis

II Samuel 24:1 tertulis :
"Bangkitlah pula murka Tuhan terhadap orang-orang Israel; Ia menghasud Daud melawan mereka, firmanNya :
"Pergilah, hitunglah orang-orang Israel dan orang Yehuda."

I Tawarikh 21 ayat 1 disebutkan :
"Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel."

Siapakah yang menyuruh Daud untuk menghitung orang Israel ?
Tuhan atau Iblis ?

13. Yesus Plin-Plan ?

Yahya 5:31
"Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriKu, maka kesaksianKu itu tiada benar."

Yahya 8:14
"Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka itu : Jikalau Aku menyaksikan dari hal diriKu sendiripun, benar juga
kesaksianKu itu ..."

PORNOAKSI DAN PORNOGRAFI DALAM BIBLE

Oleh Annisa-Haqque

Ada satu hal menarik kalau mengamati kelompok-kelompok yang paling keras menolak RUU Pornografi dan Pornoaksi, datang dari kelompok-kelompok Gereja dan organisasinya serta para pendeta/romo Katholik. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan, media yang paling intensif mempublikasikan setiap penolakan dan perlawanan terhadap terhadap RUU-APP ini datang dari mereka. Misalnya kelompok Gramedia dengan suratkabar KOMPAS dan TV7-nya. Juga Suara Katholik Universitas Atmajaya

Dalam kitab Bible sendiri masalah pornografi ini diungkapkan secara terang-terangan, bahkan terkesan vulgar. Ajaran sex bebas (Free Sex), pornografi dan pornoaksi yang kita kenal di dunia sekarang ini, bisa jadi terinspirasi oleh ayat-ayat dalam Bible tersebut. Marilah kita simak fakta-fakta tersebut yang kami kutip dari “Bible Digital” yang banyak disebarkan di internet misalnya.

Anak Gadis Meniduri Ayahnya :
(Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian: 19)

19:30. Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

19:34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 19:35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 19:37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 19:38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

Raja Memaksa Ratunya Pamer Tubuh/Kecantikannya :
( Kitab Perjanjian Lama: Ester: 1)

1:10. Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros, 1:11 supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.

1:12 Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya. 1:13 Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman--karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum; 1:14 adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan--,tanya raja: 1:15 "Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida?" 1:16 Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: "Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros. 1:17 Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang. 1:18 Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran.

Pemerkosaan dan Perselingkuhan terhadap Wanita

Ulangan 28:30: Engkau akan bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi orang lain akan menidurinya. Engkau akan mendirikan rumah, tetapi tidak akan mendiaminya. Engkau akan membuat kebun anggur, tetapi tidak akan mengecap hasilnya.
I Raja3:19: Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya.

Ayub 31:10: maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia.
Yehezkiel 23:8: Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.
Hakim 19:25: Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.

Perjanjian Lama: II Samuel: 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: "Marilah tidur dengan aku, adikku." 13:12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: "Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu. 13:13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu." 13:14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia. 13:15 Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: "Bangunlah, enyahlah!"
13:16 Lalu berkatalah gadis itu kepadanya: "Tidak kakakku, sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi." Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan dia. 13:17 Dipanggilnya orang muda yang melayani dia, katanya: "Suruhlah perempuan ini pergi dari padaku dan kuncilah pintu di belakangnya." 13:18 Gadis itu memakai baju kurung yang maha indah; sebab demikianlah puteri-puteri raja yang masih perawan berpakaikan baju kurung panjang. Kemudian pelayan itu menyuruh dia keluar, lalu mengunci pintu di belakangnya. 13:19 Lalu Tamar menaruh abu di atas kepalanya, mengoyakkan baju kurung yang maha indah yang dipakainya, meletakkan tangannya di atas kepalanya dan pergilah ia sambil meratap dengan nyaring. 13:20 Bertanyalah Absalom, kakaknya, kepadanya: "Apakah Amnon, kakakmu itu, bersetubuh dengan engkau? Maka sekarang, adikku, diamlah saja, bukankah ia kakakmu, janganlah begitu memikirkan perkara itu." Lalu Tamar tinggal di rumah Absalom, kakaknya itu, seorang diri.

KESIMPULAN

Melihat kitab suci kaum Nashrani, Bible, seperti itu dalam memberitakan masalah pornografi dan pornoaksi, maka wajarlah bila sikap kaum Katholok dan Kristen di negeri ini begitu sengitnya menentang RUU-AAP. Tinggallah kini kaum muslimin di Tanah Air untuk bersatu padu untuk mempertahankan dan memperjuangkan lahirnya RUU anti maksiat itu.

PERTENTANGAN SIFAT YESUS SEBAGAI TUHAN ALLAH DI DALAM PERJANJIAN BARU

Oleh Hamba

Umat Kristen yang awam, kebanyakan percaya bahwa semua yang tertulis di dalam Alkitab merupakan tulisan-tulisan yang diilhamkan oleh Allah.

Benarkah seluruh isi kandungan yang tertulis di dalam Alkitab itu merupakan ilham dari Allah?

Apakah keyakinan umat Kristen itu adalah keyakinan yang benar?
Ataukah itu adalah kebodohan yang menyebabkan keyakinan yang sesat?

Mengenai hal ini, Dr. Groenen, Ofm, mengajar di beberapa sekolah seminari tinggi, seorang sarjana Kitab Suci dari Roma mengatakan bahwa isi kandungan kitab suci itu, khususnya di New Testament (Perjanjian Baru), adalah: "...karangan-karangan umat yang percaya
kepada-Nya...".

Para ahli Kitab Suci tahu bahwa Alkitab hanyalah karangan-karangan umat zaman kapak yang sama sekali tidak menitik beratkan pentingnya pemahaman keimanan dengan berpedoman kepada apa yang diajarkan Yesus, melainkan keimanan mereka semata-mata menitikberatkan pada keyakinan bahwa Yesus adalah titisan Tuhan ke dunia.

Berangkat dari pengakuan Paulus tentang pengalaman yang dialaminya (tanpa disertai dengan statement tertulis yang mengukuhkan dari para saksi?), Paulus menuliskan di dalam pembukaan surat-surat khotbahnya bahwa dirinya adalah rasul Yesus Kristus (Rom 1:1, I Kor 1:1, II Kor 1:1, Gal 1:1, Ef 1:1, Kol 1:1, Tit 1:1, II Tim 1:1) yang dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah (Rom 1:1).

Benarkah semua ajaran Paulus yang tertulis di dalam Alkitab itu adalah ilham dari Allah?
Benarkah seperti yang dikatakannya bahwa Yesus adalah Tuhan?


Di dalam Alkitab (I Kor 4:9, 7:12, 7:40, II Kor 8:10, 11:5), Paulus dengan terus terang mengatakan bahwa bukan semua yang tersurat itu merupakan ilham Allah, melainkan sebagiannya adalah berasal dari pemikiran dan pendapat dirinya sendiri.

Berikut pertentangan sifat Yesus sebagai Tuhan Allah didalam Perjanjian Baru :

Pertentangan 1

a. Matius, fasal 3 ayat 17 “Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.’”

b. Matius, fasal 5 ayat 9 “Berbahagialah orang yang membawa damai, kerana mereka akan disebut anak-anak Allah.”

Ayat di atas bertentangan kerana yang disebut anak Allah tidak hanya Yesus tetapi semua orang yang mendamaikan manusia.

Pertentangan 2

a. Yohanes, fasal 14 ayat 9 “Barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa” dan ayat 10, “tidak percayakah engkau, bahwa aku ini di dalam Bapa, dan Bapa pun di dalam Aku? Segala perkataan yang Aku ini katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal dalam Aku. Ia mengadakan segala perbuatan itu.”

b. Yohanes, fasal 17 ayat 23 “Aku di dalam mereka itu, dan Engkau di dalam Aku; supaya mereka itu sempurna di dalam persekutuan.”

Kata “mereka” di ayat 23 adalah sahabat Yesus. Sedangkan yang dimaksud ‘dengan aku’ ialah Yesus.
Jadi frasa ‘Aku bersama mereka’ artinya Yesus beserta sahabat-sahabatnya.
Jadi Tuhan itu berserta Yesus dan para sahabatnya. Kalau umat Kristian percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa, maka umat Kristian pun harus percaya hal kesatuan Bapa itu dengan semua sahabat Yesus yang berjumlah 12 orang. Jadi bukan Yesus dan Roh Suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan, melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan persatuan, dan bukan hanya Tri-Tunggal, tetapi 15 Tunggal. Jadi mana yang benar? Tiga menjadi Tunggal atau 15 menjadi Tunggal?

Pertentangan 3
(Tuhan Esa)

a. Yohanes, fasal 17 ayat 3 “Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu.”

b. Ulangan, fasal 4 ayat 35, “Maka kepadamulah ia itu ditunjuk, supaya olehmu bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi.”

c. Markus, fasal 12 ayat 29, “Maka jawab Yesus kepadanya. Hukum yang terutama ialah: Dengarlah olehmu hai Israil, adapun Allah Tuhan kita, ialah Tuhan yang Esa.”

d. Ulangan, fasal 6 ayat 4, “Dengarlah, hai orang Israil: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa!”
Di ayat di atas menyebutkan Tuhan adalah Esa dan menyebut Yesus adalah Pesuruh Allah (Utusan/Rasul), bukan Tuhan.

Sedangkan di satu ayat menyebutkan Tuhan dengan Yesus menjadi satu, di ayat yang lain lima belas menjadi satu. Mana yang benar? Menurut pengakuan umat Kristian sendiri, suatu Kitab Suci yang kandungan ayat-ayatnya bertentangan antara satu dengan lainnya tentu sulit dipercayai kesuciannya, karena yang disebut suci itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.

Pertentangan 4

a. Yohanes, 10:30 “Aku dan Bapa itu satu adanya.”

b. Matius, fasal 27 ayat 46 “Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara yang nyaring katanya: ‘Eli, Eli, lama sabaktani’, artinya: ‘Ya Tuhan, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku’”

Berdasarkan seruan Yesus di ayat Matius 27:46 di atas, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meninggalkan Yesus. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, di saat itulah saat yang tepat untuk menolong Yesus, tapi kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan Yesus sehingga Yesus sendiri perlu meminta tolong. Bolehkah dikatakan dengan sebutan “Tuhan Yesus” kalau menolong dirinya saja tidak mampu?

Pertentangan 5

a. Umat Kristian menyembah Yesus sebagai Tuhan.
b. Akan tetapi kenyataannya Yesus yang dikatakan bersatu dengan Tuhan mestinya tindakan-tindakan dan perbuatannya menyerupai perbuatan Tuhan. Akan tetapi kenyataannya tidak demikian: Tuhan tidak tidur tetapi Yesus tidur; Tuhan tidak sakit tetapi Yesus sakit; Tuhan tidak makan tetapi Yesus makan; Tuhan tidak menyembah sesiapa pun tetapi Yesus menyembah Tuhan; Tuhan tidak mati tetapi Yesus mati.

Pertentangan 6

a. Umat Kristian menganggap salah satu sebab yang menyebabkan Yesus bersatu dengan Tuhan adalah kerana baginda mengetahui perkara yang ghaib.

b. Markus, fasal 13 ayat 31 dan 32 “Sesungguhnya langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataanku kekal. Tetapi akan harinya atau ketika itu tidak diketahui oleh seorang pun, baik segala malaikat yang di surga pun tidak, anak itu pun tidak, hanyalah Bapa saja.”
Jelas bahawa dalam Alkitab sendiri tertulis yang Yesus sendiri mengaku tidak ada yang tahu bila berlakunya hari Kiamat, melainkan hanya Tuhan sendiri. Tegasnya Yesus sendiri tidak mengetahui waktu berlakunya hari Kiamat, yang termasuk suatu yang ghaib. Yang tidak tahu itu pasti bukan Tuhan, kerana Tuhan Maha Mengetahui.

Pertentangan 7

a. Galatia 2:20 “…namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku.”

b. Yohannes 14:10 “Tiadakah engkau percaya bahwa aku ini di dalam Bapa, dan Bapa pun di dalam aku? Segala perkataan yang Aku ini katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri, melainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku. Ia mengadakan segala perbuatan itu.”

Jika Yesus dikatakan Tuhan Anak karena kenyataannya bahawa “aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam aku”, maka bagaimana pula dengan Paulus, yang menyatakan bahwa Yesus di dalam dia dan dia di dalam Anak Allah (Yesus)?
Paulus mengaku bahwa dirinya bukan lagi Paulus tetapi sudah jelmaan Yesus/Mesias (

(Bandingkan pernyataan Paulus: “Kristus hidup di dalam aku, aku di DALAM ANAK ALLAH” dengan pernyataan Yesus: “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku”). Adakah Paulus itu Tuhan Cucu? Berarti sekarang sudah bertambah lagi satu Tuhannya umat kristen.

PENGKHIANATAN JUDAS DAN PENYALIBAN AL MASIH

Oleh Hamba

"Hai orang-orang Israil, dengarlah perkataan ini: Jesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan mukjizat-mukjizat dan kekuatan-kekuatan serta tanda-tanda yang dilakukan Allah dengan perantaraan dia ditengah-tengah kamu sebagaimana yang kamu ketahui."
(Kisah Para Rasul 2:22)

Masih ingat anda tentang kajian kita mengenai kehidupan diplanet lain diluar bumi ?

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu".
(Qs. at-Tahriim 65:12)

Sebagaimana halnya dengan kehidupan yang berlaku dimuka bumi kita ini, tentunya kehidupan dibumi-bumi Allah yang lain itupun akan serupa dengan yang kita jumpai disini. Dan adalah sesuatu yang sangat masuk akal sekali apabila kita katakan bahwa 'Isa al-Masih beserta ibunya masih tetap hidup disana.
Tidak ada yang perlu dibantah dalam teori ini.

Masalah udara dan makanan diplanet-planet atau bumi-bumi lain tersebut sudah kita bahas dalam pembahasan Kisah Adam maupun Makhluk Luar Angkasa yang lalu. Semuanya sama seperti kehidupan dibumi.

Dan masalah usia, kenapa pula kita mesti mengingkari akan kenyataan yang diberikan oleh al-Qur'an sendiri tentang hidupnya para Ashabul Kahfi selama 350 tahun ? atau juga tentang usia dari Nabi Nuh as yang 950 tahun ? atau pula kisah salah seorang hamba Allah yang tercatat pada al-Qur'an surah al-Baqarah 2:259 ?

Adalah terlalu dini untuk kita menyalahkan konsep-konsep dan teori masih hidupnya putera Maryam bersama ibunya disalah satu planet bumi yang lain diangkasa raya sana, karena baik itu al-Qur'an atau juga ilmu pengetahuan masih bisa menerima konsep tersebut dengan baik.
Dalam pembahasan lanjutan, kita akan mengedepankan satu pendapat lainnya yang beredar dikalangan Islam, bahwa Nabi 'Isa al-Masih sudah wafat dan dimakamkan dibumi ini.

Kisah kekufuran Bani Israil sudah secara gamblang dipaparkan oleh al-Qur'an didalam banyak ayat-ayatnya, sejak dari mulai masa kenabian Musa as dan Harun hingga pada periode 'Isa al-Masih dan Muhammad Saw bahkan hingga jaman-jaman yang akan datang.

Kisah penyaliban atas diri Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam telah dipercayai oleh semua orang disebabkan karena terjadinya pengkhianatan diantara para sahabatnya yang setia. Kisah pengkhianatan ini sebenarnya tidak hanya bisa kita peroleh dari dalam Bible yang diyakini oleh kaum Nasrani namun juga al-Qur'an sudah menggambarkan akan peristiwa tersebut.
Dimulai dari saat-saat akan diturunkannya Hidangan (al-Maidah) atas keinginan para sahabat Nabi 'Isa al-Masih :
"Tatkala Hawariyin (sahabat-sahabat setia) berkata : Wahai 'Isa putera Maryam! Apakah berkuasa Tuhanmu menurunkan kepada kami satu hidangan dari langit ?;
Maka 'Isa menjawab : Takutlah kepada Allah jika memang kamu betul-betul orang-orang yang beriman.!"

Mereka berkata : Kami ingin agar kami makan darinya dan supaya kami yakin bahwa sesungguhnya engkau sudah berkata yang benar terhadap kami dan jadilah kami ini orang-orang yang menyaksikan."
(Qs. al-Maidah 5:112-113)

Disini sebenarnya kita sudah melihat adanya bibit-bibit kekurang percayaan orang-orang yang berada disekitar 'Isa al-Masih terhadap dirinya dan Allah, sama persis seperti yang sudah sering kita baca dan kita bahas mengenai perilaku murid-murid 'Isa yang sering membangkang terhadapnya didalam Bible. Sekian lama mereka menjalani kehidupan bersama, menyebarkan dakwah dibawah bimbingan Nabi 'Isa kepada masyarakat dan membuktikan sendiri mukjizat-mukjizat kenabian 'Isa al-Masih, namun mereka masih tetap merasa kurang yakin.
Kita lihat dalam jawabannya, 'Isa menegur kelakuan para sahabatnya ini yang seolah tidak beriman kepada Allah dan dirinya selaku Rasul; Ini bukan teguran 'Isa yang pertama terhadap sikap para sahabatnya semacam ini, kita lihat didalam surah ali-Imran ayat 52 :
"Ketika 'Isa merasa akan kekufuran dari mereka, ia bertanya: Siapakah penolong-penolongku kejalan Allah ?; Maka para sahabatnya menjawab : Kami adalah pelayan-pelayan Allah, kami telah beriman kepada Allah dan lihatlah, bahwa sesungguhnya kami orang-orang yang muslimin."
(Qs. ali Imran 3:52)

Atas jawaban para Hawariyin ini, Allah memberikan jawaban yang sangat jelas sekali bagi kita untuk menjadi bukti atas kebenaran ucapan mereka ini didalam ayat selanjutnya :

"Dan mereka membuat tipu daya, namun Allah (juga) membuat tipu daya; dan sesungguhnya Allah itu sepandai-pandainya menipudaya."
(Qs. ali Imran 3:54)

Disini bisa kita pahami, bahwa ayat ini merupakan tanggapan Allah atas pernyataan Hawariyin yang mengaku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yaitu 'Isa al-Masih yang dikatakan pada ayat sebelumnya; Dan dari sini kita bisa menangkap satu fenomena bahwa diantara para sahabat tersebut tidak semuanya mereka ini benar-benar beriman sebagaimana yang diucapkan oleh mulutnya, sebab menurut Allah, mereka telah mengatur satu rencana yang jahat, membuat satu tipu daya yang ditujukan kepada Rasul-Nya namun rencana tersebut akan dikalahkan oleh Allah dengan tipu daya pula.

Ingatkah anda akan firman Allah dibawah ini ?
"Karena kesombongan dibumi dan merencanakan tipu daya yang jahat, padahal rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri".
(Qs. Faathir 35:43)

Dari ayat-ayat ini kita bisa mentafsirkan bahwa satu tipu daya yang jahat yang telah diatur oleh sebagian dari Hawariyin untuk 'Isa akan dibalas oleh Allah dengan tipu daya-Nya pula dengan menjadikan orang yang merencanakan makar ini termakan oleh rencananya sendiri.

Dan dalam ayat lanjutan ali-Imran 55 , Allah meneruskan firman-Nya :
"Tatkala Allah berkata: Wahai 'Isa! Sungguh Aku akan mengambilmu dan akan mengangkatmu kepadaKu, dan akan membersihkanmu dari mereka yang kafir, serta akan menjadikan orang-orang yang mengikutimu diatas mereka yang kafir hingga hari kiamat."
(Qs. ali Imran 3:55)

Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa Allah akan membalas tipu daya orang-orang yang jahat kepada Rasul-Nya. Dari sini kita juga bisa mengambil satu kesimpulan bahwa rencana jahat yang dimaksudkan terhadap diri Nabi 'Isa tidak akan bisa terjadi terhadap sang Nabi akan tetapi Allah akan mengembalikan rencana jahat tersebut menimpa kepada orang itu sendiri dan Allah akan menyelamatkan Nabi-Nya tersebut dari rencana jahat itu dengan peristiwa pengangkatan dan membersihkan nama baiknya.

Kita baca ayat berikutnya :
"Maka adapun mereka yang kufur itu, Aku akan menyiksa mereka satu siksaan yang keras didunia dan akhirat; dan mereka tidak akan mendapatkan penolong-penolong."
(Qs. ali Imran 3:56)

Ayat ini kita kembalikan dengan ayat yang juga menceritakan peringatan Allah terhadap kaum Hawariyin disaat penurunan Hidangan dari langit didalam surah al-Maaidah :
"Allah berkata : Sesungguhnya Aku akan menurunkannya untukmu, tetapi barang siapa dari antara kamu yang kufur sesudah itu, maka akan Aku azab dia dengan satu azab yang tidak pernah Aku perbuat terhadap seorangpun daripada makhluk-makhluk."
(Qs. al-Maidah 5:115)

Diayat ini kita juga menemukan isyarat langsung dari Allah, bahwa akan ada yang kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya diantara kaum Hawariyin tersebut setelah usainya Hidangan dari langit diturunkan, yaitu sesudah terjadinya jamuan makan malam ketuhanan menurut teologi Nasrani.

Kita ketahui dari Bible, bahwa dari 12 orang murid utama 'Isa, ada seorang yang telah berkhianat dengan jalan menjual informasi mengenai keberadaan 'Isa terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Romawi. Murid tersebut diyakini bernama Yahudza Iskharyuti atau Yudas Iskariot.

Dan Yudas digambarkan memiliki rencana yang jahat terhadap 'Isa al-Masih setelah acara jamuan makan malam al-Maidah selesai dengan membocorkan rahasia keberadaan sang Nabi kepada musuh-musuhnya sehingga mereka melakukan penyerbuan terhadap persembunyian 'Isa al-Masih.

Namun sesuai dengan janji Allah, bahwa rencana yang jahat tidak akan menimpa selain kepada orang yang sudah membuat rencana itu sendiri, begitu pula halnya dengan diri 'Isa al-Masih, beliau telah diselamatkan Allah dari tragedi penyaliban dengan mengangkatkan wujud 'Isa menuju keperwujudan orang lain dan menukarkan jasad jasmani 'Isa dengan Yahudza Iskharyuti yang merupakan otak dari semua rencana jahat itu.

"Dan perkataan mereka: 'Bahwa kami telah membunuh 'Isa al-Masih putera Maryam, utusan Allah', padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan kepada mereka. Orang-orang yang berselisihan tentangnya selalu dalam keraguan mengenainya. Tiada pengetahuan mereka kecuali mengikuti dugaan, dan tidaklah mereka membunuhnya dengan yakin. Tetapi Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya; karena Allah itu Gagah nan Bijaksana"
(Qs. An-Nisa' 4:157-158)

Demikianlah kiranya Allah telah menentukan keputusan-Nya untuk memberikan hukuman terhadap orang yang telah merencanakan hal yang keji atas diri Nabi-Nya dengan azab yang belum pernah ada dan terjadi pada seluruh makhluk-makhluk Allah.
Kita lihat, betapa Yahudza alias Yudas telah disiksa diatas kayu salib oleh Allah dengan perantaraan orang-orang Yahudi dan Romawi; kemudian ketersaliban Yudas diatas kayu ini diabadikan Allah untuk generasi selanjutnya, yaitu dengan cara dijadikan-Nya orang-orang Nasrani menciptakan Yudas yang tersalib itu kedalam simbol keagamaan mereka, simbol kesesatan yang diatasnamakan Allah dan 'Isa yang akan dikembalikan mereka semua itu kedalam neraka sebagai azab yang berkepanjangan.

Sepanjang sejarah kita tidak pernah menyaksikan adanya satu symbol berbentuk manusia yang terhukum dan menderita yang abadi sepanjang sejarah kemanusiaan; satu syimbol kejahatan yang membimbing manusia kejalan syaitan, syimbol yang dipergunakan oleh orang untuk membeli kebenaran dengan kesesatan.

Siapa yang tahu, nun jauh dialam kuburnya, Yudas merintih setiap kali ada orang yang memandangi dirinya dalam salib dan mempergunakan symbol dirinya tersebut didalam menjalankan satu ritual yang salah, yang bertentangan dengan ajaran Allah. Semuanya ini akan menambah panjang penderitaan Yudas sebagai satu azab dari Allah untuknya karena telah berbuat makar terhadap 'Isa al-Masih.

Kematian Yudas Iskariot sendiri terbukti telah menjadi satu kontroversi tersendiri didalam Bible yang tidak mungkin bisa kita pertemukan :

And he cast down the pieces of silver in the temple, and departed, and went and hanged himself.
(Matthew 27:5)

Now this man purchased a field with the reward of iniquity; and falling headlong, he burst asunder in the midst, and all his bowels gushed out.
(The Acts 1:18)

Disatu riwayat disebutkan bahwa Yudas sudah mati karena menggantung diri dan dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Yudas mati karena ia sudah jatuh terjerumus terbelah dua dengan isi perutnya terburai.

Mari kita lihat kembali apa kata 'Isa al-Masih terhadap sikap Allah kepada orang-orang ingkar akan kenabiannya itu :

"...Dan adalah aku menjadi penjaga atas mereka selama aku ada pada mereka; maka tatkala Engkau mengambil aku, adalah Engkau menjadi pengurus mereka; dan sungguh Engkau menyaksikan segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu hamba-hambaMu; dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sungguh Engkaulah Maha Kuasa nan Bijaksana."
(Qs. al-Maidah 5:117-118)

Disini 'Isa menyerahkan segala urusan itu kepada kehendak Allah, bahwa selama dirinya masih berada ditengah-tengah umatnya, ditengah-tengah sahabat-sahabatnya, maka 'Isa sendiri yang akan menjadi pengingat mereka terhadap ajaran Allah, dia sendiri yang akan menegur apabila dia melihat keingkaran mereka namun manakala dirinya sudah wafat atau juga sudah tidak lagi bersama mereka, maka 'Isa al-Masih lepas tangan terhadap semua tindak-tanduk umatnya.

'Isa al-Masih mengatakan bahwa bila karena perbuatan umatnya yang salah telah menyebabkan Allah menjadi murka dan menghukum mereka, maka itu adalah hak prerogatif Allah, sebab Dia adalah penguasa dan pencipta seluruh makhluk yang mampu bertindak dan berkehendak sebebas-bebasnya kepada siapapun sebab mereka hanyalah hamba-hamba Allah yang tidak akan bisa menghentikan kehendak Allah.
Kembali kita pada pembahasan seputar pengangkatan dan penyerupaan 'Isa pada peristiwa penyaliban itu, golongan lain dari Islam telah mengakui bahwa yang dimaksud dengan penyerupaan 'Isa itu adalah penyerupaan dari mitos penyaliban, artinya bahwa 'Isa al-Masih adalah benar tokoh yang digantung diatas kayu salib namun pada hakekatnya dia tidak disalibkan sebab 'Isa tidak mati dalam penyaliban itu.

Keyakinan ini umumnya dipahami oleh golongan Ahmadiyah yang mengakui adanya doktrin kenabian setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Salah satu dari dasar akidah pemahaman kaum yang mempercayai ketersaliban Nabi 'Isa adalah berdasar pada kitab Bible bukan berdasarkan al-Qur'an !

Didalam Bible diceritakan bahwa 'Isa telah menubuatkan satu persamaan yang akan dialaminya dengan apa yang sudah menimpa Nabi Yunus as.
"For as Jonas was three days and three nights in the whale's belly; so shall the Son of man be three days and three nights in the heart of the earth".
(Matthew 12:40)

"Now the LORD had prepared a great fish to swallow up Jonah. And Jonah was in the belly of the fish three days and three nights."
(Jonah 1:17)

Didalam Matius 12:40 ada tertulis bahwa seperti halnya Nabi Yunus berada 3 hari 3 malam di dalam perut ikan, demikian pula Anak Manusia (yaitu 'Isa putra Maryam) akan berada tiga hari hari, tiga malam dalam perut bumi. Dan karena Nabi Yunus waktu itu tidak mati didalam perut ikan melainkan hanya sekedar pingsan dan pada waktu dia keluar dia dalam keadaan hidup, maka seharusnya begitu pula yang terjadi terhadap diri 'Isa al-Masih.
'Isa diyakini oleh sekelompok orang telah disalibkan dan pingsan pada waktu kejadian penyaliban tersebut dan keluar kembali dari dalam kuburnya dalam keadaan hidup setelah dibantu oleh para sahabatnya yang masih setia.

"Jawabannya kepada mereka : Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal didalam perut tiga hari tiga malam, demikian juga Anak manusia akan tinggal dalam rahim bumi tiga hari tiga malam."
(Matius 12:39-40)

Kini timbul pertanyaan: Kapankah 'Isa al-Masih disalibkan ?
Berdasarkan keyakinan kaum Nasrani, maka peristiwa tersebut terjadi Pada hari Jum'at !
Peristiwa inilah yang menyebabkan timbulnya pesta peringatan yang disebut "Good Friday" (Hari Jumat yang baik). Seluruh umat Nasrani didunia mengadakan hari besar resmi pada hari "Jumat" yang mendahului hari raya Paskah.

Tapi benarkah 'Isa telah berhasil disalibkan dan pingsan sesuai dengan keyakinan beberapa ulama Islam tersebut ?

Seperti yang kita ketahui dari dalam Bible, 'Isa al-Masih dikubur sore hari Jumat menjelang matahari terbenam, dan sudah tidak diketemukan lagi mayatnya dalam kubur pada pagi Ahad atau Minggu sebelum matahari terbit.
Dengan demikian jelaslah, mitos 'Isa tinggal didalam kuburan bukan tiga hari tiga malam sebagaimana yang dinubuatkan, tetapi hanya sehari dua malam ! Mari sama-sama kita lihat pada tabel dibawah ini :


Kita harus ingat, Maria magdalena telah pergi kekuburan 'Isa putra Maryam menjelang fajar menyingsing pagi hari ahad/Minggu, dan 'Isa sudah tidak ada lagi dikuburannya.

Ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa 'Isa telah memenuhi nubuatan dari Yunus, jika dia disalib pada hari Rabu dan bukan Jum'at, namun dengan begitu ia tidak akan mendapatkan dalil-dalil yang tepat, sebaliknya dia hanya akan semakin menentang al-Qur'an dan juga Bible.

Selain itu, Nabi Yunus berada dalam perut ikan tiga hari tiga malam dan secara otomatis, baru pada hari ke-empat Nabi Yunus keluar darisana agar 3 hari 3 malam tergenapi. Sedangkan 'Isa al-Masih diyakini oleh kaum Nasrani telah bangkit pada hari ke-3, ini bertentangan dengan persamaan dari Nabi Yunus.

Dengan ini, semakin nyata bahwa mengatakan 'Isa al-Masih sudah benar-benar tersalibkan dan mengambil persamaan contoh Nabi Yunus sangat tidak relevan dengan kenyataan yang berlaku dan hanya terjebak didalam pemahaman mereka sendiri.

Telah terbukti sudah, bahwa nubuatan Nabi Yunus didalam Bible adalah Gagal !
Kita harus melihat peristiwa ini secara arif, dan bagi umat Islam, sebenarnya tidak terlalu penting untuk mengambil data-data yang ada pada Bible, kita semua tahu bahwa kitab Bible tidak memiliki keakuratan dan keterjaminan benar kisah-kisahnya, marilah kita sandarkan pondasi utama kita kepada al-Qur'an untuk mengoreksi Bible, bukan sebaliknya, Bible yang mengoreksi al-Qur'an.

Apa yang terjadi atas diri 'Isa putra Maryam tidak perlu diherankan, selama ini Allah telah melimpahkan Rahmat, Karunia dan Mukjizat kepada beliau, maka apakah sulitnya bagi Allah untuk mengadakan kembali keajaiban-keajaiban ketika peristiwa penyaliban itu ?

Lalu mengenai pengertian ayat yang menjelaskan bahwa telah terjadi pengangkatan dan penyamaran atas diri 'Isa al-Masih semestinya kita tetap yakin bahwa Nabi 'Isa telah benar-benar disamarkan dengan seseorang lainnya sehingga menyerupai orang tersebut.
Sekedar lintas baca dan lintas pengetahuan kembali, kita pelajari ulang kisah penangkapan 'Isa al-Masih, dimana Nabi 'Isa digambarkan telah dikepung oleh banyak tentara termasuk oleh Judas Iskariot sendiri, dan dalam Matius 26:49 malah dijelaskan bahwa Judas sempat mencium Nabi 'Isa, namun cerita yang serupa ini tidak kita jumpai dalam riwayat Jahja (Johanes) pasal 18 yang meliputi ayat 1 s.d 12, meskipun mereka mengisahkan kejadian yang sama.

Pada riwayatnya ini, Yohanes malah bertentangan dengan ke-3 riwayat Injil lainnya. Untuk baiknya akan kita mulai saja dari ayat ke-3 sebagai suatu cerita awal penangkapan.
Maka Judas membawa suatu pasukan laskar beserta dengan segala hamba kepala-kepala imam dan orang Parisi, lalu datang kesitu dengan tanglung dan suluh serta senjata. Maka Jesus sedang mengetahui segala perkara yang akan berlaku atasnya, keluarlah serta berkata kepada mereka itu: "Siapakah yang kalian cari ?"

Maka sahut mereka itu kepadanya: 'Jesus orang Nazaret.' Maka kata Jesus kepada mereka itu: 'Akulah dia!', Maka Judas yang hendak menyerahkan dia, ada berdiri bersama-sama dengan mereka.
(Yohanes 18:3-5)

Kini dia, yang mengkhianatinya, memberi tanda pada mereka dengan mengatakan: "Siapa saja yang nanti saya cium, itulah orangnya, tangkaplah dia !". Dan dengan begitu ia datang pada Jesus dan mengatakan, "Hail Master !", lalu menciumnya."

Maka kata Jesus kepadanya: "Hai sahabat, lakukanlah maksud kedatangan engkau ini." Kemudian mereka itupun menghampirinya sambil mendatangkan tangan keatasnya lalu menangkapnya.
(Matius 26:49-50)

Saya persilahkan anda sendiri yang mencari perbedaan diantara kisah yang dimuat oleh kedua Injil tersebut.

Dan jika anda mengatakan bahwa keduanya saling melengkapi, maka silahkan juga coba anda cocok-cocokkan kedua kisah diatas itu.

Dimana disatu pihak dikatakan bahwa Judas mencium gurunya dan mengisyaratkan kepada tentara bahwa itulah 'Isa , maka disisi yang lainnya dikatakan telah terjadi dialog tanya jawab mengenai keberadaan diri 'Isa itu sendiri, sementara Judas sendiri yang nyata-nyata telah lama bergaul dengan 'Isa dan berada diantara tentara itu tidak dapat mengenali 'Isa yang berada dihadapannya dan berkata bahwa dia adalah 'Isa .

Yang manakah cerita yang harus dipegang dari kedua Injil diatas ?

Apakah Judas sudah sedemikian tolol dan linglungnya hingga dia sendiri tidak dapat mengenali sosok 'Isa yang hendak ditangkapnya, sehingga justru orang yang akan ditangkap itu harus berulang kali mengatakan bahwa dialah yang mereka cari itu ?

Ataukah harus mempercayai kisah yang termuat dalam Matius yang mengatakan bahwa Judas dapat mengenali 'Isa dan dengan melakukan penciuman adalah sebagai isyarat kepada tentara bahwa orang itulah yang mereka cari ?

Markus 14:43 hingga 14:46 redaksi ceritanya hampir sama dengan Matius 26:47-50 namun
akan tetap saja berbeda dengan cerita yang termuat dalam Yohanes 18:3-8.
Karena itulah, kita tidak bisa terlalu mudah mempercayai apa-apa yang terdapat didalam Bible dan mencoba memparalelkannya dengan kisah yang ada didalam al-Qur'an. Wahai saudara-saudaraku kaum Muslimin dan Muslimah yang memiliki kepandaian dalam hal tafsir dan ilmu, ingatlah sabda Nabi Muhammad Saw dibawah ini :

"Apabila ada ahli kitab berbicara kepadamu, maka janganlah engkau mendustakannya dan janganlah kamu membenarkannya. Tetapi katakanlah : 'Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kami beriman kepada apa yang diturunkan sebelum kami.' ; Apabila yang dikatakan itu haq (benar), janganlah kamu mendustakannya. Tetapi apabila itu batil, maka janganlah kamu membenarkan."
(Riwayat Abu Daud, Turmudzi dan Muslim)

PAUS DAN AL-QURAN

Oleh: Adian Husaini

Kristen dan Paus menolak paham relativisme iman, aneh, jika kaum Muslim malah ikut-ikutan mengadopsi nilai-nilai relativisme dalam Barat.

Pada 17 Januari lalu, Surat Kabar ‘New York Sun’, menurunkan tulisan Daniel Pipes, berjudul “The Pope and the Koran” (Paus dan Al-Quran). Pipes, yang dikenal sebagai ‘ilmuwan garis keras’ dalam memandang Islam, mengungkap pernyataan Paus Benediktus XVI tentang Al-Quran , dalam sebuah seminar tentang pemikiran Fazlur Rahman, pada September 2005 lalu.

Paus, seperti dikutip Pipes, dari Pastor Joseph D. Fessio, menyatakan, bahwa dalam pandangan tradisional Islam, Tuhan telah menurunkan kata-kata-Nya kepada Muhammad, yang merupakan kata-kata abadi. Al-Quran sama sekali bukan kata-kata Muhammad. Karena itu bersifat abadi, sehingga tidak ada peluang untuk menyesuaikannya dengan kondisi dan situasi atau menafsirkannya kembali. (There's no possibility ofadapting it or interpreting it).

Menurut Paus, sifat Al-Quran yang semacam itu, memiliki perbedaan utama dengan konsep dalam Yahudi dan Kristen. Pada kedua agama ini, kata Paus, Tuhan bekerja melalui makhluknya. Maka, kata-kata dalam Bible, bukan hanya kata-kata Tuhan, tetapi juga kata-kata Isaiah, kata-kata Markus.

Dalam istilah Paus, “Tuhan menggunakan manusia dan memberikan inspirasi kepada mereka untuk mengungkapkan kata-katanya kepada manusia. (He's used His human creatures, and inspired them to speak His word to the world).

Karena itu, menurut Paus, kaum Yahudi dan Kristen, dapat mengambil apa yang baik dalam tradisi (kitab) mereka dan menghaluskannya. Jadi, kata Paus, dalam Bible itu sendiri ada logika internal yang memungkinkan untuk disesuaikan dan diaplikasikan sesuain dengan situasi dan kondisi yang baru. (Thereis, in other words, "an inner logic to the Christian Bible, which permits it and requires it to be adapted and applied to new situations."). Dalam istilah Paus, Bible adalah “kata-kata Tuhan yang turun melalui komunitas manusia.”

Konsep itu tentu sangat berbeda dengan Al-Quran, yang hingga kini diyakini oleh kaum Muslimin, sebagai “lafdhan wa ma’nan minallah” (lafadz dan maknanya dari Allah). Meskipun sama-sama keluar dari mulut Rasulullah saw, tetapi sejak awal sudah dibedakan antara Al-Quran dengan hadits Nabi. Menurut Paus, karena sifat Al-Quran yang seperti itu, maka Al-Quran tidak dapat diubah dan tidak dapat diaplikasikan.(something dropped out of Heaven, which cannot be adapted or applied). Sifat yang tetap dan tidak berubah dari Al-Quran itu, kata Paus, memiliki dampak besar, yakni bahwa Islam adalah agama yang tetap (statis), yang terpaku pada satu teks yang tidak dapat diadaptasikan. (This immutability has vast consequences: it means "Islam is stuck. It's stuck with a text that cannot be adapted).

Daniel Pipes sendiri dalam artikelnya menyatakan kritiknya terhadap pendapat Paus tentang Al-Quran tersebut. Al-Quran, kata Pipes, tetap bisa diinterpretasikan, dan penafsiran itu selalu berubah. Al-Quran, sebagaimana Bible, juga memiliki sejarah. Jadi, simpul Pipes, Islam bukanlah statis, fixed, atau beku (stuck), sebagaimana dikatakan Paus, tetapi yang sangat besar diperlukan untuk membuat Islam terus bergerak atau berubah. (As this suggests, Islam is not stuck. But huge efforts are needed to get it moving again).

Demikian pandangan Paus dan Pipes tentang Al-Quran dan Islam.

Pandangan Paus tentang Al-Quran itu perlu dicermati, sebab Paus yang sekarang memang dikenal sangat gigih dalam mempertahankan dogma-dogma keimanan Katolik. Ia dikenal sangat konservatif dalam menjaga doktrin Katolik.

Pandangannya tentang Al-Quran, pada satu sisi, memberikan pengakuan bahwa ada perbedaan yang mendasar antara konsep Al-Quran sebagai Kalamullah, dengan konsep Bible sebagai ‘firman Tuhan’, yang mengandung unsur manusiawi. Ini yang seharusnya juga disadari oleh umat Islam, khususnya kalangan cendekiawannya, sehingga tidak mudah begitu saja mengadopsi metodologi penafsiran Bible (hermeneutika) ke dalam metode penafsiran Al-Quran.

Karakteristik Al-Quran yang teks-nya diakui sebagai wahyu oleh umat Islam, sangat berbeda dengan karakteristik teks Bible yang diakui oleh Paus, mengandung unsur-unsur
manusiawi.

Tetapi, pada sisi lain, gambaran Paus tentang Al-Quran dan Islam, juga terlalu sederhana, bahwa
seolah-olah semua ajaran Islam dan penafsiran terhadap Al-Quran adalah statis dan sama sekali tidak berubah.

Untuk hal-hal yang pokok (qath’iy) memang ayat-ayat Al-Quran tidak bisa ditafsirkan dengan multi tafsir.

Semua kaum Muslimin akan bersepakat tentang hal-hal yang pokok dalam ajaran Islam. Semua umat Islam, misalnya, akan meyakini, bahwa Nabi Isa a.s. adalah nabi utusan Allah, bukan Tuhan atau anak Tuhan.

Nabi Isa juga tidak mati di tiang salib, sebagaimana diyakini oleh Paus dan pengikutnya. Tetapi, tidak semua penafsiran Al-Quran bersifat beku dan jumud. Banyak ayat-ayat yang memungkinkan ada perbedaan pendapat dalam penafsiran.

Dalam ilmu tafsir, ayat-ayat itu dikenal dengan istilah ‘ayat-ayat dzanniy’. Tapi, apa pun perbedaan penafsiran dalam ayat-ayat dzanniy, umat Islam tetap berpegang pada teks Al-Quran yang sama. Tidak pernah umat Islam terpikir untuk membuat Al-Quran baru, kecuali dilakukan oleh sebagian kecil kalangan yang terpengaruh oleh cara berpikir dalam tradisi Kristen tentang Kitab mereka.

Jadi, gambaran Paus tentang ‘statisitas’ Islam, tidak sepenuhnya benar. Tapi, gambaran kaum liberal, yang mencoba menggambarkan Islam sebagai agama yang selalu berkembang mengikuti zaman dan situasi, juga tidak sepenuhnya benar.

Karena Islam masih memiliki teks wahyu yang asli dalam bahasa Arab, yang dijadikan pegangan umat Islam, sehingga ada doktrin-doktrin pokok dalam Islam yang sudah sempurna sejak zaman Rasulullah saw, dan tidak pernah berubah sampai akhir zaman. Umat Islam memiliki teks wahyu yang asli, karena itu tidak ada masalah bagi umat Islam untuk menerapkan penafsiran secara tekstual terhadap Al-Quran.

Seperti dijelaskan pada catatan sebelumnya, masalah otentisitas teks Bible, hingga kini terus menjadi
bahan perdebatan hangat di kalangan teolog dan pakar Bible.

Penemuan sejumlah naskah Bible di Nag Hammadi, tahun 1945, juga menambah daftar panjang perdebatan tentang teks-teks Bible mana yang sebenarnya otoritatif untuk dijadikan sebagai ‘Kitab Suci’.

Kini, kaum Kristen hanya menjadikan empat Bible (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), sebagai kitab yang disahkan (canon). Sejumlah Bible, seperti Bible Marry, Thomas, atau Bible Philip, tidak dipandang sebagai kitab canon.

Karena itu, kini buku-buku tentang Gnostik Bible dan Gnostik Christian terus bermunculan, yang
menggugat tradisi Kekristenan yang berlangsung sekitar 2000 tahun. Elaine Pagels, misalnya, dalam bukunya, The Gnostic Gospels, (London: Penguin Books, 1979), memunculkan berbagai tantangan pemikiran serius yang membongkar dasar-dasar keimanan kaum Kristen, termasuk masalah keabsahan Bible.

Sayangnya, sebagian kalangan Muslim sendiri, justru kemudian terjebak dalam keraguan tentang kebenaran Al-Quran sebagai Kalamullah. Tanpa sadar, bahwa pandangan semacam itu telah menghancurkan keyakinan agamanya sendiri, tanpa bekal keilmuan yang memadai.

Kadangkala pandangan tentang Al-Quran yang disamakan dengan Bible hanya dijadikan batu pijakan untuk melakukan liberalisasi di dalam penafsiran al-Quran.

Yang perlu digarisbawahi pada kata-kata Diniel Pipes adalah ungkapannya, bahwa Islam bisa diubah dan bisa berubah, dan untuk melakukannya dilakukan usaha yang sangat besar. Usaha kaum orientalis dan Barat untuk mengubah Islam sudah dan sedang terus berjalan.

Mereka berusaha menjadikan Islam sebagai ‘evolving religion’, agam yang selalu berkembang dan berubah, sehingga Islam menjadi tanpa bentuk lagi, sehingga tidak ada lagi Islam yang satu, tidak ada Islam yang asli.

Sebab, setiap agama akan selalu menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi yang baru, sebagaimana yang terjadi dalam Yahudi dan Kristen. Yang ada, kata mereka, adalah Islam yang banyak, Islam yang warna-warni, dan masing-masing pihak tidak boleh mengklaim diri atau kelompoknya yang benar sendiri.

Fenomena penyebaran paham ‘Islam relatif’ ini sebenarnya sungguh keterlaluan, sebab Paus saja, yang mengakui adanya usnur manusiawi dalam Bible, menolak keras paham relativisme iman.

Dalam bukunya yang berjudul, The Rise of Benedict XVI, (New York: Doubleday, 2005), John L. Allen, J.R. menempatkan satu bab berjudul Battling A “Dictatorship of Relativism”. Menurut Kardinal Francis George dari Chicago, terpilihnya Ratzinger sebagai Paus di awal abad ke-21 sangat tepat, sebab, setelah Komunis runtuh, saat ini tantangan terbesar dan tersulit justru datang dari peradaban Barat.

Benediktus XVI adalah orang yang datang dari Barat dan memahami sejarah dan kebudayaan
Barat. (Today the most difficult challenge comes from the West, and Benedict XVI is a man who comes from the West, who understands the history and the culture of the West).

Tahun 1978, saat terpilihnya Paus Yohannes Paulus II, tantangan terberat yang dihadapi Katolik adalah Komunisme. Dan tahun 2005, para Kardinal telah memilih seorang Paus yang tepat untuk menghadapi apa yang disebut oleh Benediktus XVI sebagai “dictatorship of relativism” in the West”. (hal. 165-166). Dalampengantar bukunya, Reason, Relativism, and God, (London: Macmillan Press Ltd, 1986), Joseph Runzo menulis: “We live in an age of relativism”. Juga dia katakan: “relativism has become a dominant element in twentieth century theology”. (hal. 10)

Jadi, jika kaum Kristen yang kitab sucinya mengandung unsur-unsur manusiawi menolak paham relativisme iman, maka tentulah sangat aneh, jika kaum Muslim malah ikut-ikutan mengadopsi nilai-nilai relativisme dalam peradaban Barat, yang ujung-ujungnya, adalah hilangnya keyakinan kaum Muslimin terhadap kebenaran agamanya sendiri. Wallahu a’lam. (Jakarta, 27 Januari 2006/hidayatullah.com).

MEREFORMASI KRISTOLOGI : DIA TIDAK MATI UNTUK DOSA-DOSAKU

Oleh Hamba

Benarkah Yesus mati ditiang salib untuk penebusan dosa?? Seorang uskup John S. Spong ,(Uskup Episkopal dari Newark, A.S) menuliskan 12 tesis, Seruan untuk reformasi baru, dimana tesis yang ke 6 mengungkapkan bahwa yesus tidak mati untuk menebus dosa.

Artikel berikut adalah ulasan tesis no. 6, "Dia tidak Mati untuk dosa-dosaku"

"Paham kayu salib sebagai pengorbanan bagi dosa-dosa dunia
adalah ide barbar yang didasarkan pada suatu
konsep primitif tentang Tuhan yang harus ditolak." [1]

Pada bulan Mei 1998, ketika saya menayangkan di Internet
Duabelas Tesis untuk diperdebatkan, yang diambil dari buku
saya "Why Christianity Must Change or Die", saya tidak mengira
betapa hebat responsnya. Perdebatan itu disambut dan dikutuk,
diikuti dan dihindari oleh orang tak terhitung banyaknya.
Tesis-tesis itu dikhotbahkan secara positif dan secara negatif
di keuskupan ini, di Katedral St. Paul di London, di
Australia, Kanada, Afrika Selatan dan Selandia Baru. Respons
paling emosional adalah terhadap Tesis No.6, yang berkaitan
dengan penafsiran terhadap kayu salib dan peranan Yesus dalam
drama keselamatan, yang di situ saya mempertanyakan
keadekuatan kalimat: "Yesus mati untuk dosa-dosaku."

Kalimat itu begitu sering digunakan dalam sejarah Kristiani
sehingga menjadi seperti mantra. Maksudnya, diulang-ulang
tanpa penjelasan, seolah-olah maknanya sudah jelas dengan
sendirinya. Tidak boleh dipertanyakan atau diperdebatkan.
Sekadar dikemukakan berulang-ulang tanpa henti. Perayaan
Ekaristi didasarkan padanya; banyak lagu-lagu pujian kita
mencerminkannya. Namun, bagi alam pikiran modern, jika
dianalisis, kalimat ini hampir tidak ada artinya sama sekali.
Kadang-kadang kalimat keramat ini diperluas hingga mencakup
apa yang hanya dapat digambarkan sebagai fetisisme terhadap
darah yang ditumpahkan Yesus di kayu salib.

Kuasa yang luar biasa telah dikenakan kepada darah "suci" itu.
Orang Kristen sampai bicara tentang efek penyucian dari
siraman darah itu. Sebuah lagu pujian yang saya alami dua kali
selama Minggu Suci menyatakan "God on Thee Has Bled" ["Tuhan
Menumpahkan Darah Atasmu"]. Kematian Yesus dikatakan merupakan
sesuatu yang dituntut oleh Tuhan: suatu tebusan, suatu kurban
yang dipanjatkan kepada Tuhan, suatu pembayaran yang dituntut
oleh Tuhan bagi dosa-dosa dunia, harga yang harus dibayar
untuk memperoleh penebusan, yang adalah pengalaman bersatu
dengan Tuhan. Dalam penelitian saya, saya menyimpulkan bahwa
bahasa ini --"Yesus mati demi dosa-dosaku"-- adalah distorsi
penuh-kekerasan dari makna Yesus. Paham itu memberikan kepada
saya suatu Tuhan yang sadistis dan haus darah. Suatu Tuhan
yang kehendaknya harus dipenuhi dengan pengurbanan manusia
bukanlah Tuhan yang kepadanya hati saya tergerak untuk memuja.
Itu paham yang sangat buruk. Lagipula, konsep ini menjadi
begitu normatif di dalam pengajaran iman kita, sehingga banyak
orang merasa, jika paham tentang "karya penebusan" Yesus ini
tidak diterima, maka tidak ada lagi yang tersisa dari
Kristianitas.

Namun, saya yakin, justru kebalikannya yang benar. Bagi saya
jelas, kalau kita tidak mengekspos kualitas barbar dari
tafsiran kuno terhadap makna kematian Yesus dan terhadap Tuhan
yang dikatakan menuntutnya, dan menghapuskan keburukan
spiritual ini dari kehidupan Judeo-Kristiani, maka
Kristianitas tidak punya masa depan. Saya tidak percaya,
manusia modern akan tertarik kepada suatu Tuhan yang
kehendaknya harus dipenuhi dengan kurban manusia Yesus di kayu
salib. Jika Kristianitas menuntut paham tentang makna kematian
Yesus ini, saya tidak akan menganut iman ini lagi. Tetapi oleh
karena sifatnya yang telah tertanam secara mendalam,
perlawanan pasif saja tidak pernah akan efektif. Alih-alih,
ide ini harus ditumbangkan secara agresif; kalau tidak, tidak
akan ada sesuatu yang baru dan lebih menarik akan pernah
muncul. Itulah sebabnya, saya rasa Gereja Kristen pada dewasa
ini membutuhkan suatu reformasi yang baru dan kuat yang tidak
boleh berhenti sampai semua doktrin inti yang paling dasar
dari iman Kristiani dikaji ulang dan dirumuskan kembali.
Reformasi pada abad ke-16 tidak sampai pada tugas ini, dan
secara retrospektif, hanya membuat perubahan-perubahan
kosmetik belaka. Reformasi baru ini harus mengguncangkan
dasar-dasar pemikiran Kristiani itu sendiri. Mau tidak mau hal
itu akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan besar di kalangan
religius konservatif, dan akan menimbulkan amarah yang selalu
muncul bila suatu ancaman terakhir dilancarkan terhadap suatu
sistem kepercayaan yang sedang sekarat. Tetapi bagaimana pun
juga kita harus menyambutnya, karena ia menyajikan
satu-satunya kesempatan bagi iman nenek-moyang kita untuk
tetap hidup menjadi iman anak-cucu kita.

Paham tentang kematian Yesus sebagai kurban bagi dosa-dosa
dunia, menurut pendapat saya, mewakili teologi keliru yang
didesain untuk mengakomodasikan antropologi keliru yang
menjadi dasarnya. Kehidupan manusia bukanlah diciptakan
sebagai sesuatu yang baik yang kemudian jatuh ke dalam dosa,
dan mengharuskan penyelamatan ilahi yang berpuncak di kayu
salib di Kalvari, sebagaimana dikemukakan oleh mitos Kristiani
tradisional. Alih-alih, kehidupan manusia telah berkembang
melalui jutaan tahun sejarah evolusioner, yang tidak saja
menghasilkan manusia yang tidak lengkap, melainkan juga
terdistorsi oleh perjuangan untuk mempertahankan diri
[survival]. Kita bukanlah malaikat yang jatuh, melainkan
makhluk yang muncul dan berkembang. Kita adalah suatu karya
yang tengah berlangsung, yang terus-menerus menjadi korban
hakikat kemanusiaan kita yang belum tuntas. Oleh karena itu,
kita tidak dapat diselamatkan dengan suatu kurban kematian
dari seorang yang memanjatkan persembahan sempurna kepada
suatu Ilah yang marah, kurban yang didesain untuk
mengembalikan kita kepada sesuatu yang tidak pernah kita
alami. Alih-alih, kita harus terpanggil oleh rahmat cinta
untuk berjalan menuju taraf kesadaran lebih tinggi, suatu
kemanusiaan yang baru dan lebih lengkap. Sosok Juru Selamat
bagi kita tidak mungkin seorang yang membayar harga dosa-dosa
kehidupan kita. Alih-alih, sosok Juru Selamat bagi pemahaman
kita atas kemanusiaan haruslah seorang yang mampu
memberdayakan kita untuk berkembang mengatasi keterbatasan
diri kita, untuk membebaskan diri dari ketakutan-ketakutan
yang mendistorsikan, dari prejudis-prejudis kita yang
membutakan dan stereotipe-stereotipe kita yang mematikan, dan
membawa kita ke suatu tempat yang di situ kita menemukan
kemerdekaan untuk memberikan hidup kita dalam cinta kepada
orang lain. Pertanyaan teologis terakhir yang mendorong
reformasi baru ini adalah: apakah kita mampu menanggalkan dari
Yesus penjelasan interpretatif tradisionalnya tanpa
menghilangkan pengalaman yang dimiliki manusia tentang Yesus
ini, yang membuat mereka berseru bahwa di dalam dia kesucian
Tuhan telah dialami.

Untuk melakukan ini, kita harus mengesampingkan kerangka
mitologis yang telah memerangkap Yesus. Kelahiran dari perawan
dan kenaikan kosmik harus dilihat sebagai sekadar bahasa
interpretatif pra-modern. Berjalan di atas air dan memberi
makan 5000 orang dengan lima potong roti tidak mungkin
merupakan kisah nyata. Kebangkitan kembali yang dipahami
sebagai resusitasi fisikal harus dilihat sebagai tradisi yang
berkembang belakangan. Tetapi sekali kerangka mitologis ini
dihilangkan, Yesus tidak lenyap atau menjadi sekadar guru yang
baik, seperti yang ditakutkan oleh banyak orang. Alih-alih,
malah muncul suatu sosok Yesus sebagai saluran transendensi,
sosok manusia yang menyatu dengan sumber hidup, pengungkap
sumber cinta, suatu makhluk baru yang membuat gamblang
Landasan Semua Keberadaan [The Ground of All Being]. Ia adalah
suatu kehadiran Ilahi, bukan suatu manusia-ilahi mitologis;
suatu manusia yang lengkap, yang menjadi kehidupan yang
melaluinya kuasa sepenuhnya dari realitas keilahian Tuhan
dapat muncul dalam sejarah manusia.

Alih-alih melihat kepada mukjizat-mukjizat yang ditafsirkan
secara harfiah, kita harus mulai melihat kepada sosok manusia
yang keutuhannya memanggil murid-muridnya untuk melampaui
batas-batas identitas kesukuan mereka. Orang Yahudi, yang
berpikir bahwa orang non-Yahudi [Gentiles] tidak pantas
dianggap sebagai manusia yang boleh diakrabi dalam relasi,
didorong oleh kenyataan sosok Yesus untuk pergi ke dunia
non-Yahudi itu untuk memberitakan Injil, dan mereka
melakukannya. Kaum agama yang ketat yang yakin bahwa kaum
Samaritan, yang menjadi sasaran prejudis mereka, ditolak oleh
Tuhan dan oleh karena itu pantas ditolak oleh mereka, diubah
oleh Yesus. Ia mengajarkan kepada mereka, bahwa bila kaum
Samaritan memenuhi panggilan Taurat untuk memberikan kasih
sayang dan mempedulikan orang, mereka adalah anak-anak Ibrahim
yang lebih sempurna daripada seorang ahli agama dan seorang
Levi yang tega untuk melewati korban kehidupan di sisi jalan.
Orang yang berpegang teguh pada aturan-aturan mana yang halal
dan mana yang haram harus berhadapan dengan Yesus yang memeluk
penderita kusta, membiarkan sentuhan perempuan yang sedang
haid, dan menolak menghakimi orang yang dituduh berzina.

Tuhan memang ada di dalam diri Kristus ini. Itulah pengalaman
yang menyeruak dan perlu dijelaskan. Namun penjelasan historis
telah dikemas dalam asumsi-asumsi yang tidak lagi bisa kita
terima. Asumsi-asumsi ini dibentuk oleh suatu pandangan-dunia
yang tidak lagi kita anut. Mereka mencerminkan pemahaman akan
realitas yang tidak lagi kita miliki dan suatu tradisi
pemujaan yang asing bagi tradisi kita sendiri.

Orang Kristen-Yahudi abad pertama memahami kematian Yesus
menurut analogi domba Paskah, yang disembelih untuk mematahkan
kuasa maut. Kemudian mereka memahami dia sebagai domba baru
dari Yom Kippur, yang dikurbankan untuk menebus dosa-dosa
dunia. Mereka menganyam di seputar Yesus simbol-simbol
liturgis kuno, tetapi tidak satu pun dari simbol-simbol ini
akan efektif bagi kita. Sebaliknya, mereka malah mendorong
orang untuk menjauh. Oleh karena itu, kita harus bersiap-siap
untuk mengesampingkannya, untuk memperlakukannya sebagai
terbatas, dan yang pada akhirnya malah menyesatkan. Yesus
tidak mati untuk dosa-dosa kita! Yesus bukan kurban yang
dipanjatkan kepada Tuhan untuk mengatasi kejatuhan yang tidak
pernah terjadi.

Kita adalah makhluk yang muncul naik ke atas, bukan makhluk
yang jatuh. Yesus bukan perwujudan dari ilah teistik yang
mengunjungi planit ini dengan menyaru sebagai manusia selama
30 tahun. Yesus adalah manusia, yang di dalamnya Tuhan yang
bersemayam di lubuk dasar kehidupan, muncul dalam sejarah
manusia dengan cara baru yang dramatis dan lengkap. Tugas bagi
reformasi baru adalah membebaskan Yesus dari bahan-bahan yang
mendistorsikan ini dan menampilkannya kembali dalam
gambaran-gambaran baru. Tetapi kita tidak boleh kehilangan
pengalaman ini. Tuhan ada di dalam Kristus. Kuasa kehidupan
yang transenden, pancuran cinta yang abadi, Landasan Semua
Keberadaan [Ground of All Being] yang tak terperikan yang
meletup dalam kemanusiaannya yang utuh dan merdeka untuk
memanggil kita ke dalam suatu kesadaran baru. Panggilan
Kristus adalah panggilan untuk berjalan mengatasi keterbatasan
evolusioner yang ditetapkan oleh upaya untuk mempertahankan
diri. Roh Kudus Tuhan yang secara mencolok hadir di dalam
Yesus --sehingga orang bilang Roh Kudus-lah yang
mengandungnya-- tetap merupakan rahmatnya bagi kita
masing-masing.

Kita yang ada di dalam Kristus dapat --seperti Kristus--
menjadi pendukung Tuhan di lingkungan kita, inkarnasi-
inkarnasi baru dari kehadiran ilahi yang abadi. Kita dapat
mengungkapkan sumber hidup dan cinta, yang memanggil kita dan
orang lain ke dalam kepenuhan keberadaan kita. Inilah jalan
yang melaluinya kita bisa bicara tentang Kristus dalam zaman
kita, dan kemarilah reformasi yang akan datang dapat membawa
kita. Bagi Gereja Kristen, melekat pada rumusan-rumusan
harfiah dari masa lampau berarti tidak kurang dari menempuh
jalan kematian. Melepaskan rumusan-rumusan itu untuk memasuki
pengalaman Kristus secara baru adalah harapan untuk masa
depan.

Saya berdoa untuk tibanya reformasi ini, sekalipun saya
menyadari bahwa bagi banyak orang ini akan tampak sebagai
penghancuran apa yang mereka pikir sebagai iman Kristiani.
Kita tidak boleh takut akan itu, oleh karena ia akan membawa
kita kepada pembaruan dan kebangkitan kembali dan memberi kita
kemampuan untuk menyanyikan kidung Tuhan dalam milenium
ketiga.***

Patut dipertanyakan, Jika sosok Yesus tidak mati untuk menebus dosa, masihkah ia layak disebut Tuhan?? Masih berlakukah label Juru selamat disandangnya??

Allah berfirman :
Dan perkataan mereka: 'Bahwa kami telah membunuh 'Isa al-Masih putera Maryam, utusan Allah', padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan untuk mereka. Orang-orang yang berselisihan tentangnya selalu dalam keraguan mengenainya. Tiada pengetahuan mereka kecuali mengikuti dugaan, dan tidaklah mereka yakin telah membunuhnya."
(Qs. An-Nisa' 4:157)

MENGUAK SEJARAH SETANISME

Oleh Redaksi forum swaramuslim.net

Rimba hijau, bunga beraneka warna, air terjun yang jatuh deras, gunung tinggi menjulang, padang rumput menguning, lautan luas dan keindahan lain yang tak terhitung di alam adalah karya seni sempurna yang diciptakan untuk umat manusia. Segenap karunia menakjubkan ini telah diberikan kepada manusia guna memberikan kesempatan bagi mereka untuk bersyukur. Namun ada pula musuh besar yang menghalangi manusia untuk bersyukur dan berusaha mempengaruhinya agar tidak mematuhi Allah dengan tiada henti memperdayanya dengan janji kosong. Musuh ini ingin agar manusia menjalani hidup penuh masalah, baik di dunia ini maupun di akhirat, dan untuk mencapai hal ini, dia akan terus berupaya tanpa henti hingga Hari Kiamat. Musuh pembangkang ini ingin menunjukkan kepada manusia bahwa penyimpangan, kejahatan, kekejaman, serta pelanggaran susila adalah wajar, dan ingin mengesahkan semua kejahatan itu. Dengan tujuan ini di benaknya, dia telah merumuskan ajaran yang berbahaya, yang mengandung segala bentuk gagasan jahat. Musuh yang ganas ini adalah setan, yang telah diusir dari hadapan Allah, sedang ajarannya yang membahayakan dan berdarah disebut Setanisme.
Dalam Al Qur’an, setan adalah sebutan umum bagi makhluk-makhluk yang tak kenal lelah bekerja siang dan malam, untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah, memperdayai manusia dengan janji kosong agar manusia menjalani hidup abadi di neraka, dan akan terus berusaha sampai Hari Akhir. Leluhur dan setan yang terbesar dari semua setan adalah Iblis, yang memberontak kepada Allah ketika Adam diciptakan. Allah menciptakan Adam dan menghendaki para malaikat bersujud di depannya. Sementara para malaikat mematuhi perintah Allah, sesosok makhluk bernama Iblis tidak bersujud dan menyatakan bahwa dia lebih baik daripada Adam. Karena pembangkangan yang sombong ini, dia diusir dari hadapan Allah. Dalam Al Qur’an, Allah berfirman tentang pembangkangan setan terhadap-Nya, dan pengusiran setan dari hadapan-Nya:

Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, "Bersujudlah kamu kepada Adam." Maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman, "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis, "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." Allah berfirman, "Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." (QS. Al-A’raaf, 7: 11-13)

Sebelum menyingkir dari hadapan Allah, dia meminta kepada Allah agar diberi tenggang waktu untuk menyesatkan manusia, yang dianggapnya sebagai penyebab pengusirannya. Allah memberikan kepadanya tangguh hingga Hari Kiamat.

Iblis menjawab, "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (QS. Al-A’raaf, 7: 14-15)

Maka, campur tangan Iblis terhadap umat manusia pun dimulai. Allah memerintahkan bahwa Iblis beserta mereka yang mengikutinya akan masuk neraka. Allah mewahyukan hal ini dalam Al Qur’an:

Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus." “Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” Allah berfirman, "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya." (QS. Al-A’raaf, 7: 16-18)

Jadi, Iblis, setelah diusir dari hadapan Allah, memulai segala kegiatannya yang akan terus berlangsung sampai Hari Akhir. Dia telah merasuki kehidupan manusia untuk memperdayai mereka dan menyesatkan mereka. Dia telah diam-diam memasukkan rasa was-was ke dalam hati mereka. Dia telah menipu banyak orang, dan ada pula manusia yang telah sepenuhnya ditariknya menjadi golongannya. Dengan mengetahui bahwa setan adalah musuh yang dapat mendekati manusia dengan begitu lihainya, kita harus waspada terhadapnya.

Langkah pertama untuk waspada adalah mengenali siapa setan. Bila kita memperhatikan setan untuk mengenalinya, kita pahami bahwa dia memiliki cara berpikir yang amat aneh dan rahasia. Pada dasar cara berpikirnya, yang mulanya tampak pada Iblis lalu disebarkan kepada para pengikutnya, terdapat kesombongan dan keangkuhan. Di satu sisi, Iblis menerima keberadaan Allah dan kekuasaan-Nya yang abadi, di sisi lain, dia membangkang terhadap-Nya. Keadaan ini sangat bertentangan. Bahkan setelah Iblis menyeru manusia agar mengingkari Allah, dia berkata bahwa dia takut kepada Allah dan meninggalkan orang-orang itu. Allah menjelaskan hal ini dalam Al Qur’an:

(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia, "Kafirlah kamu," maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, "Sesungguhnya aku melepaskan diriku dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al Hasyr, 59: 16)

Setiap orang yang menolak firman Allah dalam Al Qur’an dan membuat penilaian sendiri tentang hal-hal yang telah ditentukan Allah mengenai perintah ilahi sebagai hal tak bermakna, adalah sama keadaannya. Seperti Iblis, orang-orang ini tahu bahwa Tuhan memang ada, namun karena kesombongan dan keangkuhan mereka, mereka menjatuhkan diri hingga derajat setan. Yang aneh adalah kedudukan orang yang mengikuti setan, yang mencoba dengan keangkuhan dan kedengkian mereka yang tak berkesudahan untuk menarik manusia ke jalan yang menuju laknat.

Sepanjang sejarah, orang-orang pembangkang, yang ingkar kepada Allah serta kehidupan setelah mati adalah selalu orang yang telah disesatkan setan. Mereka mengakui setan, bukan Allah, dan sudah menjadikan kesombongan, keangkuhan, dan kejahatan setan sebagai teladan bagi diri mereka. Jadi, Setanisme adalah jalan yang dipilih oleh orang yang telah disesatkan setan dan kini telah menjadi murid atau pengikutnya. Keadaan orang-orang ini adalah sebagaimana dilukiskan dalam Al Qur’an:

Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi. (QS. Al Mujaadilah, 58: 19)

Selanjutnya akan kita tinjau sejarah Setanisme … sejarah jalan gelap orang-orang yang meniti jalan menuju neraka

GEREJA SETAN dan BAPHOMET

(Menguak Sejarah Setanisme - bagian ke-2)
Setanisme secara singkat dapat diartikan sebagai penyembahan setan dan menjadikannya sebagai tuhan. Selain menolak Allah, semua agama dan nilai keagamaan, gerakan jahat ini memiliki ajaran melaksanakan hal-hal yang oleh agama dianggap berdosa. Setanisme juga menerima setan, lambang kejahatan, sebagai pemimpin dan pembimbing.
Sejarah Gelap Setanisme

Kaum Setanis, yakni para pengikut ajaran setanisme, sudah ada dan melaksanakan kegiatan keji mereka di setiap tahap sejarah dan dalam setiap peradaban, dari Mesir kuno sampai Yunani kuno, serta sejak Abad Pertengahan sampai hari ini. Di antara abad ke-14 dan ke-16, para tukang sihir dan orang yang menolak agama sama-sama memuja setan. Setelah tahun 1880-an, di Prancis, Inggris, Jerman, dan sekaligus di berbagai negara lain di Eropa dan Amerika, Setanisme diatur dalam perkumpulan dan tersebar di kalangan orang yang mencari keyakinan dan agama lain.
Penyembahan setan terus berlanjut sejak abad ke-19, mula-mula sebagai Setanisme tradisional, lalu dalam aliran sesat yang lebih kecil yang merupakan pecahannya. Upacara kejam yang dilakukan oleh tilamg sihir dan orang-orang tak bertuhan, pengorbanan anak dan orang dewasa kepada setan, perayaan Misa Hitam dan upacara Setanisme tradisional lainnya telah diwariskan diam-diam secara turun temurun.

Lambang Setanisme tradisional yang terpenting adalah dewa Romawi kuno Baphomet. Pada waktu itu, Baphomet menjadi lambang bagi orang yang memuja setan. Para ahli sejarah yang menelusuri asal-usul sosok berkepala kambing ini telah menemukan beberapa petunjuk penting tentang kegiatan Setanis. Lambang Setanis terpenting kedua adalah pentagram, yaitu bintang bersegi lima di dalam lingkaran. Yang menarik, ada dua perkumpulan rahasia lainnya di samping para Setanis yang menggunakan Baphomet dan pentagram sebagai lambang. Yang pertama adalah perkumpulan Kesatria Biara Yerusalem (Knight Templars), yaitu perkumpulan yang dituduh oleh Gereja Katolik sebagai penyembah setan, dan dibubarkan pada tahun 1311. Perkumpulan lainnya adalah perkumpulan Mason yang telah bertahun-tahun lamanya menimbulkan rasa penasaran karena kerahasiaan dan upacaranya yang aneh.

Banyak ahli sejarah, yang telah menyelidiki masalah itu, percaya bahwa terdapat hubungan antara Kesatria Biara Yerusalem dengan perkumpulan Mason. Menurut mereka, kedua kelompok itu saling melanjutkan satu sama lain. Sesudah Kesatria Biara Yerusalem dilarang oleh Gereja, perkumpulan itu melanjutkan keberadaannya secara rahasia dan akhirnya berubah menjadi paham Mason. Yang pasti tentang Freemasonry adalah, perkumpulan ini bersifat amat rahasia, punya susunan organisasi, dengan anggota di seluruh pelosok dunia. Uraian yang diberikan para ahli seperti Leo Taxil, yang pernah menjadi seorang Mason, namun telah keluar dari perkumpulan itu, mengatakan bahwa para Mason amat menghormati Baphomet dan melangsungkan upacara yang menyerupai tata-cara penyembahan setan. Kenyataan lain yang menimbulkan kecurigaan adalah bahwa banyak pengikut Setanisme yang kemudian menjadi anggota organisasi Masonis.

Kini, Setanisme telah meninggalkan upacara dan markasnya yang rahasia itu, untuk keluar ke jalan-jalan. Para Setanis bergiat di setiap negara untuk menyebarkan ajarannya dengan gigih dalam buku-buku, terbitan berkala, dan terutama di Internet dalam usaha mereka menarik anggota. Tak peduli di negara mana pun mereka berada, para Setanis menampilkan citra yang sama. Cara berpakaian, tata cara penyembahan, kesamaan surat yang mereka tinggalkan sebelum melakukan bunuh diri dan ciri lainnya menunjukkan bahwa Setanisme bukanlah gerakan biasa yang dipenuhi para penganggur, melainkan sebuah organisasi yang sengaja bersandar pada landasan pemikiran.

Gereja Setan

Meskipun keberadaan para penyembah Setan telah diketahui selama bertahun-tahun, tak seorang pun muncul dan mengakui secara terbuka bahwa mereka adalah penganut Setanisme. Setanisme pertama kali menjadi gerakan yang terbuka dan teratur di tahun 1960-an di Amerika Serikat. Tanggal 30 April 1966, Gereja Setan dibentuk di California. Pendiri gereja aneh ini adalah seorang penganut Setanisme yang bernama Anton Szandor LaVey yang menyatakan dirinya sebagai pendeta tinggi. Dikenal sebagai Paus Hitam, LaVey menulis buku-buku tempat dia merumuskan pandangan-pandangannya mengenai Gereja Setan. Judul buku-buku itu menakutkan: “Kitab Suci Setan, Upacara Setanis, Penyihir Setanis, Buku Catatan Setan dan Setan Berbicara”. LaVey meninggal di tahun 1997. Diperkirakan bahwa Gereja Setan memiliki sekitar 10 ribu anggota di Amerika Utara, dan meskipun banyak menerima tuntutan hukum, kegiatan dan upacaranya terus berjalan.

SETANISME DAN MATERIALISME

Suatu ciri kaum Setanis masa kini adalah, mereka semua ateis (tidak mengakui Tuhan). Mereka juga sekaligus kaum materialis, artinya, mereka hanya percaya kepada keberadaan benda belaka. Mereka mengingkari adanya Tuhan dan semua makhluk gaib. Oleh karena itu, kaum Setanis tidak percaya kepada setan sebagai makhluk yang nyata. Meskipun disebut sebagai penyembah setan, mereka tidak mengakui adanya setan. Bagi kaum Setanis, setan hanyalah lambang yang menyatakan permusuhan mereka terhadap agama dan kekerasan hati mereka. Dalam sebuah tulisan yang berjudul “Pengantar Setanisme” yang diterbitkan Gereja Setan, dinyatakan bahwa para Setanis sebenarnya adalah ateis:

Setanisme adalah sebuah agama yang tak mengenal Tuhan, mirip seperti ajaran Budha. Tidak ada yang perlu ditakuti selain akibat tindakan kita. Kaum Setanis tidak percaya adanya Allah, malaikat, surga atau neraka, iblis, setan, ruh jahat, ruh baik, peri, atau makhluk gaib yang jahat. …Setanisme bersifat ateis …Otodeis: kami menyembah diri kami sendiri. …Setanisme adalah materialis … Setanisme adalah lawan agama. (Vexen Crabtree, “A Description of Satanisme”)

Singkatnya, ini adalah hasil filsafat kebendaan dan tak mengenal Tuhan yang telah tersebar sejak abad ke-19. Seperti filsafat ini, Setanisme menyandarkan diri pada teori yang dianggap ilmiah: Teori Evolusi Darwin. (harunyahya)